123, Example Street, City 123@abc.com 123-456-7890 lasantha.wam

Berjurnal Keren Ala Aden

Latest Posts

Sabtu, 22 Desember 2012

Penulis Mohon Maaf

Akhir-akhir sedang tidak memiliki kesempatan untuk update. Padahal saya udah banyak nyobain kuliner yang wah, ngikutin acara wow, dan ngunjungin tempat yang gak mainstream. Namun, karena satu kendala teknis yakni hilangnya kabel data kamera, foto yang telah saya jepret ga bisa dipindahin.
Sekarang ini saya lagi usaha nyari kabel data di toko kamera, kali - kali aja ada yang jual lepas alias ga paketan sama kameranya (maklum bukan fotografer beneran!)

Mohon maaf untuk kebasian dan kelumutan blog ini, mudah-mudahan bisa segera update.
huft....

Minggu, 16 September 2012

Pacific (Introduction and Opening on Monday)



Pacific adalah acara insidentil terakhir yang diselenggarakan oleh OSIS Cakrawala di sekolah penulis. Acara ini memiliki misi kemanusiaan, yaitu berbagi dengan mereka yang kurang beruntung di luar lingkungan Smansa. Acara ini berlangsung dari tanggal 3 - 9 September dengan sub acara yang beragam, dan bertemakan nuansa kelautan.

 

OPENING PACIFIC

  Opening PACIFIC yang dilaksanakan pada tanggal 3 September 2012 berlangsung sukses dan meriah. Acara dimulai dengan upacara yang sudah dipersiapkan dengan sangat baik oleh Pandawa 16.







Penyerahan Plakat PACIFIC kepada Kepsek

 


Kemudian, masuklah maskot kita!!




Abuy - Duyung, Ibeng dan Iyye - Perompak juga MC, berhasil meramaikan suasana Opening Pacific ini! Ketua panitia kita juga harus bertarung dulu dengan mereka sebelum dikasih kesempatan untuk menyampaikan laporannya. Let the photos do the talks!








 Selanjutnya acara pun dilanjutkan dengan penampilan yang seru banget dari Tarkar juga Karsa.








 Kepala Sekolah kita pun memberikan sambutannya dan meresmikan acara Pacific secara simbolis dengan memberikan potongan kue berbentuk kapal kepada ketua panitia kita, Najmi Balfas.




 














Atraksi Flying Fox oleh Satya Soedirman

Persiapan Penerbangan
Flying Ballon










Minggu, 05 Agustus 2012

Dari Ragunan Ke Planetarium


Perjalanan ini dilakukan demi mewujudkan proker Divisi Biologi dan Astronomi Pengurus KIR Hexagon, yaitu Rekreasi bareng KIR. Awalnya ide jalan – jalan ini terkesan gila. Bagaimana mungkin dari Jagakarsa bisa langsung loncat ke Cikini? Kalo nyewa bus travel Cipaganti normal – normal aja kali ya? Lah ini naik kereta plus naik angkutan umum doang.

Saya (divisi Bio) dan Mae (divisi Astro), merembukan hal ini lewat chat di Facebook. Setelah melalui diskusi yang panjang, maka kami berharap partisipan acara ini jangan sampai terlalu banyak. Kan repot  harus mengurusi puluhan massa saat jalan – jalan. 

Entah harus bersyukur atau miris, memang pada akhirnya yang bisa ikut hanya 12 orang, seperdelapan dari jumlah pengurus KIR Hexagon yang seharusnya.

Biaya yang kami perhitungkan adalah sebagai berikut:
Kelas ekonomi ke Ps. Minggu = 2000
angkot s15A = 3000 / metromini 68 =2000
angkot s15A ke stasiun lagi = 3000 / metromini 68 = 2000
kelas ekonomi ke gondang dia = 2000
Tiket ragunan = 5000
Nonton planetarium show = 7000
Kelas ekonomi pulang = 2000

Setelah ditotal kurang lebih sekitar 24.000

Namun ternyata, Faris (peserta acara) tidak setuju kalo harus naik kereta ekonomi, alasannya karena KRL tersebut jumlahnya lebih sedikit daripada Commuter Line, Ekonomi juga rawan copet. Disamping itu, waktu kepulangannya bersamaan dengan jam orang pulang kerja, dan itu pasti bakal penuh banget. Akhirnya diputuskanlah biayanya nambah jadi 39.000

Lalu kesebelasan Hexagoners pun berangkat, satu orang lagi nunggu di st. Bojong Gede karena emang rumahnya di situ. Di stasiun Bogor malapetaka kecil pun terjadi, ane sebagai pemrakarsa acara malah ketinggalan rombongan! :(

Sebab musababnya, ane terlalu sibuk untuk mencari kartu Commet di dalam tas, padahal seharusnya masuk stasiun dulu saja, namun apa daya, ane akhirnya ditinggal kereta CL yang perlahan berangkat. Ane sempat  mengutuk sistem Commuter Line yang pintunya otomatis buka – tutup, coba kalo pintunya terbuka kayak Ekonomi, kan bisa dikejar keretanya!

Kejadian itu lantas memberi hikmah, bahwa semestinya kita mempersiapkan dulu uang sebelum tukang roti lewat, jadi kan tinggal manggil, ga usah ngecek lagi ada atau engganya uang #ga nyambung

Untunglah rombongan Hexagoners menunggu dengan setia di st. Pasar Minggu,  perjalanan dilanjutkan dengan naik bus Kopaja 68. Waduh berdiri di bus itu bagi orang jangkung mungkin adalah sebuah penderitaan, meuni pondok langit – langitnya!. Tambah lagi tukang harum manis pake ikutan masuk segala, bikin ruang bus sudah tidak berperikemanusiaan lagi. 

Bus lalu sampai di ragunan, di loket tertera tulisan kalo biaya tiket masuk Ragunan sebesar 4000, tapi tunggu, di bawahnya lagi ada tulisan 
‘sumbangan = 500’ 
lah udah aja atuh biar cepet mah tentuin aja harganya 4500, kalo orang nolak ngasih sumbangan gimana?

Di dalam ragunan, satwa yang pertama kali kami lihat adalah burung Pelikan. Kami cukup beruntung datang pada saat yang tepat, Pelikan – pelikan itu kebetulan sedang dikasih makan ikan oleh pengurus kebun. Wah lucunya melihat pelikan – pelikan itu berebut saling unjuk paruh. Mereka harus diajarkan budaya bebek rupanya, karena mereka belum bisa antri! Orang Indonesia banget…



Tak terduga fotografer terkenal Hexagon yakni Eki :P , melihat sebuah tempat sampah memiliki merek T*shiba, siapa sangka perusahaan ini jg memproduksi barang seperti itu.


Lain lagi di arena gajah, saat dikasih pisang  gajah – gajah tidak berebut, mereka cukup ngambil pisang dengan belalainya tanpa perlu banyak berpindah tempat.
  
Tadinya kita mau atraksi naik gajah dengan biayanya cuma 7000 per orang, tapi entah kenapa wahananya nampak kosong, dan pada saat itu adalah hari Rabu
Di tengah kekecewaan tak sengaja kami melewati seorang pawang ular, dan hiii  di dekat kakinya terdapat ular kobra yang besarnya ga kira - kira. Seakan tahu kekhawatiran kami, ia memberitahukan bahwa hewan kesayangannya itu tidaklah menyerang manusia

Lalu kami melihat papan petunjuk ke arah mana kami kan menuju. Ada yang agak aneh sama salah satu tulisan satwanya, sepele sih tapi cukup menarik perhatian walau salah satu huruf doang.
Zarafah?

Berbagai aneka satwa kami lewati, mulai dari simpanse yang teriak - teriak dari jeruji besi, komodo yang nyamar jadi akar pohon, orang utan yang diem di dalam gua , sampai pada akhirnya kami tiba di area Beruang Grizzly.

Lagi - lagi kami dibuat takjub dan geli melihat perilaku beruang - beruang yang semestinya terkenal sebagai predator ganas ini.
Primata kalah tegak daripada beruang yang satu ini!
Hidup rukun sesama beruang


Setelah capek cuma liatin binatang, kami akhirnya memutuskan untuk naik binatang - binatangan air alias perahu bebek. Harganya cukup terjangkau, cuma 15.000 buat satu perahu, dan satu perahu bisa diisi dua orang. Harga segitu cuma buat satu putaran. Namun catatan sedikit, hati - hati bila naik wahana ini jangan sampai terlalu pinggir karena Anda bisa nyusup ke rawa - rawa. Selain itu, di tengah kolam ini ada pulau, yang di atasnya berkuasalah dua ekor Owa hitam,  bisa kena omel kalo kita coba - coba berhenti dan naik ke pulau itu.
Dari kiri: Saya dan Faris


Perut lapar, fortunately, ga jauh dari kolam ada tempat makan yang harganya alhamdulillah normal - normal aja. Beda banget sama tempat sekitar *RJ atau D*fan  yang suka transformasiin harga

Piknik bareng

Tadinya kita mau pergi ke Primata schmutz yang kena biaya 7000, tapi berhubung kita ngejar waktu buat ke Planetariumnya, terpaksa dibatalin. 

Perjalanan kami menuju pintu keluar Ragunan melewati banyak satwa  buas, seperti:

1. Macan Tutul

2. Ular Kobra



3. Buaya



4. Not Sure, tapi kayaknya Komodo atau Biawak


5. Dan cuma ini yang nampak lucu, Rakun!

Inget serial kartun Pokonyang di acara Spacetoon?

Dari Ragunan, kami naik busway, dan ane lupa nama shelter terakhirnya, tapi yang jelas abis itu disambung kopaja 68, dan waw lagi - lagi ruang bus itu sesek luar biasa. Akhirnya kami sampai di Taman Ismail Marzuki. Di sana masih sekitar jam 3 kurang, dan you - know - how? Orang - orang udah pada ngantri buat beli tiket padahal loketnya sendiri aja baru buka jam 4! Apa perlu lain kali kita nginep demi dapetin tiket pertama?

Dan pertunjukan pun segera dimulai, kami memasuki sebuah ruangan yang mirip bioskop, cuma yang beda  itu nontonnya musti mendongakkan kepala ke atas bukan ke depan.
berbagai rasi bintang dan benda langit bermunculan, proyektor berbentuk globe yang bergerak maju mundur membuat efek seakan - akan ruangan itu bergerak  laksana pesawat luar angkasa. Kami hanya memandang takjub. Lagu Time to say Good bye dalam bahasa Itali mengakhiri pertunjukkan.
Kesebelasan Hexagoners (yang satu lagi motoin)
Fikrizan (Eki) , Pemilik foto-foto keren ini...
Pulangnya kami ke Stasiun Cikini dan naik kereta Commuter Line. Subhanallah di gerbong non - kereta wanita ternyata penuuuh banget, ane dkk aja musti maksa masuk supaya dapet space di dalamnya. Untunglah, akhwat-akhwatnya terlindungi di kereta wanita dan tidak merasakan betapa tidak bisa bergeraknya kaum ikhwan di tengah himpitan manusia. Bagaimana seandainya kami naik Ekonomi? Silakan Anda jawab sendiri dengan mencobanya.

Komentar salah satu peserta mengenai jalan - jalan KIR ini


Selasa, 19 Juni 2012

Mie Selat





Bermula dari ibu saya yang datang dari Jakarta membawa makanan yang belakangan diketahui bernama mie selat. Beliau menuturkan bahwa mie selat ini dibuat oleh kaum pecinan yang seharusnya bisa diperoleh di Bogor yang nota bene banyak cinanya. 

Komposisi:
~Mie kuning basah dingin
~Kentang
~Kerupuk ikan
~Emping
~Kacang panjang mentah
~Timun mentah
~Tahu putih
~Bumbu kacang dan bawang putih

Penampilan mie ini hampir serupa gado – gado memang. Bedanya dalam gado – gado gada mie dan tahunya . Mie yang dibuat sendiri alias non – instan membuat tekstur mienya terasa lembut. Timun dan kacang panjangnya yang mentah membuat kesan ‘krenyes – krenyes’ segar ketika memakannya. Bumbu kacangnya terasa agak manis, dan paduan rasa bawang putih beserta kencur membuatnya berbeda dengan bumbu kacang gado – gado. Anda harus mencobanya dengan sambal, dan tak perlu khawatir karena rasanya hampir tidak pedas. 

Jika Anda mau mencobanya, Anda bisa memperolehnya di Gado - gado Jatinegara maupun di warung makan pecinan lainnya.

Minggu, 11 Maret 2012

Tersesat Di ITB Fair 2012 (At The Day)

(Sambungan dari postingan yang ini)


 Car Free Day in Dago

Wuiih, beda banget sama Car Free Day di Sempur, walaupun Lapangan Sempur areanya cukup luas,dibandingkan dago yg hanya sepanjang jalannya saja, tetapi dari segi kemeriahan dan keunikan CFD di sini jauh lebih unik. Di sini ada:
  •  Sate keripik kentang < tumpukan keripik kentang yang ditusuk terus dibumbui pake bubuk merah
  • Coklat pyramid , harganya cuma gope
  • Pentas Seni dan Budaya Tradisional Bandung, ada sindennya looh
  • Teater Cassanova yang menyerukan untuk perdamaian dan tidak adanya kekerasan sesama anak bangsa di Indonesia.
  • Bandung Bike Trial Community
  • Komunitas Sky Jumpers < mereka menggunakan sebuah alat yg merupakan metamorfosis dari egrang yang disebut Jumping Stilt.
 
Did you see Dora the explorer?

Namun, ada satu hal yang sangat menarik perhatian ane. Jembatan satu – satunya  di jalan Dago, ada yang menarik dari jembatan itu. Tangga untuk naik ke atasnya tidak dilengkapi tiang pengaman, jadi kita bisa naik ke atas dengan mudah, tetapi pasti bakal mikir – mikir deh saat turun ke bawah. Watch out your step!
Menikung tanpa pegangan
Area CFD berakhir di depan Fly Over, dan kami mulai berfoto ria di depan GLS DAGO.

et dah, sampe ada yg duduk di GLS nya!


ITB Fair, Last Day

Melalui jalan Ganeca, kami akhirnya sampai di kampus ITB (lagi). Gedung – gedung sudah tidak segarang malam hari, dan mulai disibukkan dengan berbagai macam kegiatan. Bubble tree sudah dimatikan dengan alasan hemat energi, dan stand2 sudah giat memperlihatkan pertunjukan masing – masing.

Ada Stand Fisika, Astronomi, Geologi, weew jadi bingung mau milih yang mana

Dan stage yang kami tunggu2, tur Fakultas!! Sempat terjadi perbedaan pendapat. Akum mau ke FITB, tapi Eki maunya ke STEI, akhirnya diputuskanlah untuk menunggu kedatangan kaum Hawa sebagai Mediator.
Lalu di dekat Stand Tur Fakultas, terdapat Stand Merchandise. Eki membeli mug, dan notebook, Akum membeli stiker ITB Fair 2012 yg bulet sama yg persegi panjang, Om juga beli 3 mug (ijo, kuning, biru), dan ane ga beli apa2 karena mau ngirit.

Akhirnya kami bertemu mereka : Cha2, Maudy, Adew, dan Cius. Tak disangka juga kami bertemu dengan Tama, Bani, Dea, dan kawan - kawannya. Wow semakin meraja lela nih MB di acara ini!. 

Random Visiting:

1. Lingkaran Kegalauan
Fisiknya adalah sebuah kolam ijo yg air mancurnya non - aktif dan dikelilingi tulisan nama - nama fakultas di ITB.  Kenapa kegalauan?, soalnya kami adalah anak - anak kls XI yg masih galau untuk memilih masuk ke fakultas mana saat kuliah nanti

Akum: "Geologi atau Kimia ya?"

Galau sih galau, tetapi jgn ngagoler gitu juga Cha!

Are you sure to be a Chemist Ci?

Eki: "Perminyakan atau Geologi?"

Maudy industri ajah

Ane prefer ke Tek. Industri sih , tapi olimnya kan Biologi?

Fikri dan Akum menemui equilibrium

Jadi geofisika atau tek. Industri?



2. Ganesha Cave
ada apa di dalam sana? Wahana ini adalah atas prakarsa nak2 FITB kayaknya...
First Impression yg bagus untuk menarik pengunjung

Ice Age? Bukannya nama film animasi ya?
Mirip rahangnya Pterosaurus sp. O_o"

Kapak dari besi (yang dari batu ga ada?)

3. Pujangga Area
Lukisan Picasso kah?

Di tengah "Angkot"

Tokoh Looney Tunes

Wajah Anak Sendu (sentuhan efek fragmentasi yg mengagumkan)

You're the cause of your case

Wanita dengan Dominansi Bunga

Menggigit Buah
4. Manusia Sampah
Tujuannya untuk mengingatkan semua orang agar selalu membuang sampah dengan bijak, dan memanfaatkannya kembali bila sulit terurai agar tdk mencemari lingkungan.
Untung ga ditempelin sama sampah organik jg yaa
5.Planetarium
Madam Rustiadi
6.Balon Udara
Men in Black III
7. Foto2 sama Gajah ITB Fair (Bukan Patung Lagi)




Akum dan Ane

Fikri, Akum,Adew, Cius, Mudy

Fikri, Ane, Akum, Cius, Maudy, Eki, Cha2


8.Jasa "Black Tatto"


O_o"
Kacamata kok dipake di tangan?

9.Angklung Elektronik
Ajaib, dengan modifikasi yang elegan, seperangkat angklung yang disambungkan dengan software komputer bisa memainkan lagu Bahoemian Rhapsody nya Queen secara otomatis dengan sangat rapi dan ciamik. Ini tentu merupakan buah karya anak ITB pula.

10.Rehat Di Pelataran
Akhirnya setelah capek menjelajah ke sana ke mari (membawa alamat) . Kami memutuskan untuk beristirahat di sebuah pelataran gedung kampus.
Unjuk Stiker Masing - masing

Agak seperti belajar bersama

Peace men
Memotret yang memotret
Gedung kekar berdiri

Me (why must it be Candid?)



Jatuh atau bergaya?

mengintip dari kolam yg tiada berair


Kubus - kubus berterbangan



To Be Continued....

Recent Posts

Categories

Unordered List

Text Widget

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pengejar mimpi, pahala, dan kesempatan. Seorang mahasiswa Teknik Fisika ITB 2013 yang menyukai sastra indonesia, psikologi, dan biologi. Pemikir muda yang mudah bosan dengan hal stagnan, serta mengekang kreativitas.

Pengikut

Total Tayangan Halaman

Sekapur Sirih

Blog ini berisikan agenda perjalanan, momentum, dan hal indah yang patut dikenang .
Featured