123, Example Street, City 123@abc.com 123-456-7890 lasantha.wam

Berjurnal Keren Ala Aden

Minggu, 05 Agustus 2012

Dari Ragunan Ke Planetarium


Perjalanan ini dilakukan demi mewujudkan proker Divisi Biologi dan Astronomi Pengurus KIR Hexagon, yaitu Rekreasi bareng KIR. Awalnya ide jalan – jalan ini terkesan gila. Bagaimana mungkin dari Jagakarsa bisa langsung loncat ke Cikini? Kalo nyewa bus travel Cipaganti normal – normal aja kali ya? Lah ini naik kereta plus naik angkutan umum doang.

Saya (divisi Bio) dan Mae (divisi Astro), merembukan hal ini lewat chat di Facebook. Setelah melalui diskusi yang panjang, maka kami berharap partisipan acara ini jangan sampai terlalu banyak. Kan repot  harus mengurusi puluhan massa saat jalan – jalan. 

Entah harus bersyukur atau miris, memang pada akhirnya yang bisa ikut hanya 12 orang, seperdelapan dari jumlah pengurus KIR Hexagon yang seharusnya.

Biaya yang kami perhitungkan adalah sebagai berikut:
Kelas ekonomi ke Ps. Minggu = 2000
angkot s15A = 3000 / metromini 68 =2000
angkot s15A ke stasiun lagi = 3000 / metromini 68 = 2000
kelas ekonomi ke gondang dia = 2000
Tiket ragunan = 5000
Nonton planetarium show = 7000
Kelas ekonomi pulang = 2000

Setelah ditotal kurang lebih sekitar 24.000

Namun ternyata, Faris (peserta acara) tidak setuju kalo harus naik kereta ekonomi, alasannya karena KRL tersebut jumlahnya lebih sedikit daripada Commuter Line, Ekonomi juga rawan copet. Disamping itu, waktu kepulangannya bersamaan dengan jam orang pulang kerja, dan itu pasti bakal penuh banget. Akhirnya diputuskanlah biayanya nambah jadi 39.000

Lalu kesebelasan Hexagoners pun berangkat, satu orang lagi nunggu di st. Bojong Gede karena emang rumahnya di situ. Di stasiun Bogor malapetaka kecil pun terjadi, ane sebagai pemrakarsa acara malah ketinggalan rombongan! :(

Sebab musababnya, ane terlalu sibuk untuk mencari kartu Commet di dalam tas, padahal seharusnya masuk stasiun dulu saja, namun apa daya, ane akhirnya ditinggal kereta CL yang perlahan berangkat. Ane sempat  mengutuk sistem Commuter Line yang pintunya otomatis buka – tutup, coba kalo pintunya terbuka kayak Ekonomi, kan bisa dikejar keretanya!

Kejadian itu lantas memberi hikmah, bahwa semestinya kita mempersiapkan dulu uang sebelum tukang roti lewat, jadi kan tinggal manggil, ga usah ngecek lagi ada atau engganya uang #ga nyambung

Untunglah rombongan Hexagoners menunggu dengan setia di st. Pasar Minggu,  perjalanan dilanjutkan dengan naik bus Kopaja 68. Waduh berdiri di bus itu bagi orang jangkung mungkin adalah sebuah penderitaan, meuni pondok langit – langitnya!. Tambah lagi tukang harum manis pake ikutan masuk segala, bikin ruang bus sudah tidak berperikemanusiaan lagi. 

Bus lalu sampai di ragunan, di loket tertera tulisan kalo biaya tiket masuk Ragunan sebesar 4000, tapi tunggu, di bawahnya lagi ada tulisan 
‘sumbangan = 500’ 
lah udah aja atuh biar cepet mah tentuin aja harganya 4500, kalo orang nolak ngasih sumbangan gimana?

Di dalam ragunan, satwa yang pertama kali kami lihat adalah burung Pelikan. Kami cukup beruntung datang pada saat yang tepat, Pelikan – pelikan itu kebetulan sedang dikasih makan ikan oleh pengurus kebun. Wah lucunya melihat pelikan – pelikan itu berebut saling unjuk paruh. Mereka harus diajarkan budaya bebek rupanya, karena mereka belum bisa antri! Orang Indonesia banget…



Tak terduga fotografer terkenal Hexagon yakni Eki :P , melihat sebuah tempat sampah memiliki merek T*shiba, siapa sangka perusahaan ini jg memproduksi barang seperti itu.


Lain lagi di arena gajah, saat dikasih pisang  gajah – gajah tidak berebut, mereka cukup ngambil pisang dengan belalainya tanpa perlu banyak berpindah tempat.
  
Tadinya kita mau atraksi naik gajah dengan biayanya cuma 7000 per orang, tapi entah kenapa wahananya nampak kosong, dan pada saat itu adalah hari Rabu
Di tengah kekecewaan tak sengaja kami melewati seorang pawang ular, dan hiii  di dekat kakinya terdapat ular kobra yang besarnya ga kira - kira. Seakan tahu kekhawatiran kami, ia memberitahukan bahwa hewan kesayangannya itu tidaklah menyerang manusia

Lalu kami melihat papan petunjuk ke arah mana kami kan menuju. Ada yang agak aneh sama salah satu tulisan satwanya, sepele sih tapi cukup menarik perhatian walau salah satu huruf doang.
Zarafah?

Berbagai aneka satwa kami lewati, mulai dari simpanse yang teriak - teriak dari jeruji besi, komodo yang nyamar jadi akar pohon, orang utan yang diem di dalam gua , sampai pada akhirnya kami tiba di area Beruang Grizzly.

Lagi - lagi kami dibuat takjub dan geli melihat perilaku beruang - beruang yang semestinya terkenal sebagai predator ganas ini.
Primata kalah tegak daripada beruang yang satu ini!
Hidup rukun sesama beruang


Setelah capek cuma liatin binatang, kami akhirnya memutuskan untuk naik binatang - binatangan air alias perahu bebek. Harganya cukup terjangkau, cuma 15.000 buat satu perahu, dan satu perahu bisa diisi dua orang. Harga segitu cuma buat satu putaran. Namun catatan sedikit, hati - hati bila naik wahana ini jangan sampai terlalu pinggir karena Anda bisa nyusup ke rawa - rawa. Selain itu, di tengah kolam ini ada pulau, yang di atasnya berkuasalah dua ekor Owa hitam,  bisa kena omel kalo kita coba - coba berhenti dan naik ke pulau itu.
Dari kiri: Saya dan Faris


Perut lapar, fortunately, ga jauh dari kolam ada tempat makan yang harganya alhamdulillah normal - normal aja. Beda banget sama tempat sekitar *RJ atau D*fan  yang suka transformasiin harga

Piknik bareng

Tadinya kita mau pergi ke Primata schmutz yang kena biaya 7000, tapi berhubung kita ngejar waktu buat ke Planetariumnya, terpaksa dibatalin. 

Perjalanan kami menuju pintu keluar Ragunan melewati banyak satwa  buas, seperti:

1. Macan Tutul

2. Ular Kobra



3. Buaya



4. Not Sure, tapi kayaknya Komodo atau Biawak


5. Dan cuma ini yang nampak lucu, Rakun!

Inget serial kartun Pokonyang di acara Spacetoon?

Dari Ragunan, kami naik busway, dan ane lupa nama shelter terakhirnya, tapi yang jelas abis itu disambung kopaja 68, dan waw lagi - lagi ruang bus itu sesek luar biasa. Akhirnya kami sampai di Taman Ismail Marzuki. Di sana masih sekitar jam 3 kurang, dan you - know - how? Orang - orang udah pada ngantri buat beli tiket padahal loketnya sendiri aja baru buka jam 4! Apa perlu lain kali kita nginep demi dapetin tiket pertama?

Dan pertunjukan pun segera dimulai, kami memasuki sebuah ruangan yang mirip bioskop, cuma yang beda  itu nontonnya musti mendongakkan kepala ke atas bukan ke depan.
berbagai rasi bintang dan benda langit bermunculan, proyektor berbentuk globe yang bergerak maju mundur membuat efek seakan - akan ruangan itu bergerak  laksana pesawat luar angkasa. Kami hanya memandang takjub. Lagu Time to say Good bye dalam bahasa Itali mengakhiri pertunjukkan.
Kesebelasan Hexagoners (yang satu lagi motoin)
Fikrizan (Eki) , Pemilik foto-foto keren ini...
Pulangnya kami ke Stasiun Cikini dan naik kereta Commuter Line. Subhanallah di gerbong non - kereta wanita ternyata penuuuh banget, ane dkk aja musti maksa masuk supaya dapet space di dalamnya. Untunglah, akhwat-akhwatnya terlindungi di kereta wanita dan tidak merasakan betapa tidak bisa bergeraknya kaum ikhwan di tengah himpitan manusia. Bagaimana seandainya kami naik Ekonomi? Silakan Anda jawab sendiri dengan mencobanya.

Komentar salah satu peserta mengenai jalan - jalan KIR ini


Recent Posts

Categories

Unordered List

Text Widget

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pengejar mimpi, pahala, dan kesempatan. Seorang mahasiswa Teknik Fisika ITB 2013 yang menyukai sastra indonesia, psikologi, dan biologi. Pemikir muda yang mudah bosan dengan hal stagnan, serta mengekang kreativitas.

Pengikut

Total Tayangan Halaman

Sekapur Sirih

Blog ini berisikan agenda perjalanan, momentum, dan hal indah yang patut dikenang .